Nonton Film Ayat-Ayat Cinta 2 (2017) Streaming Movie Sub Indo
Nonton Ayat Ayat Cinta 2 – Film dimulai dengan opening scene yang cukup “mengejutkan” dan memakai CGI yang cukup baik. Selanjutnya isi cerita film sendiri sedikit mengangkat konflik di Timur Tengah dan sikap rasisme terhadap umat Islam atau Islamophobia yang dihadapi sang tokoh utama Fahri (Fedi Nuril) di London, dan tentunya dengan dibumbui romance sang tokoh utama. Dari segi plot cerita rasanya biasa saja dan lebih terasa seperti film edukasi tentang permasalahan yang sering dihadapi oleh umat Islam. Barulah di bagian akhir film ada plot twist yang cukup tidak terduga (meski tidak terlalu mengagetkan bagi saya) dan menambah unsur keunikan dalam plot cerita.
Soal plot cerita, memang film Ayat-Ayat Cinta 2 ini bertujuan untuk menyajikan permasalahan Islamophobia dan bagaimana cara bijak untuk umat Islam menghadapinya. Tetapi menurut saya sebenarnya penyajiannya bisa dibuat lebih menarik. Ada beberapa adegan yang berpotensi untuk membuat penyajian yang lebih menarik, misalnya pada bagian tengah film di mana ada adegan debat ilmiah antar kubu Fahri dan pihak yang anti. Tapi sayang sekali bagian ini tidak diberi porsi yang lebih baik sehingga akhirnya menjadi adegan klise dan terkesan tidak ilmiah. Hanya menjadi sekedar ajang penyampaian quote oleh satu-dua pakar. Padahal jika adegan debat ini dibuat dengan bobot lebih serius sepertinya akan menjadi bagian yang sangat menarik.
Download Film Ayat-Ayat Cinta 2 (2017) Streaming Movie Sub Indo
Nonton Ayat Ayat Cinta 2 – Film ini cukup bertabur bintang. Cast yang menjadi karakter dalam film ini antara lain; Fahri (Fedi Nuril), tokoh utama dan dosen yang sangat agamis dan baik. Selanjutnya ada sidekick untuk comic-relief yaitu Hulusi (Pandji Pragiwaksono) dan Misbah (Arie Untung). Hulusi adalah orang Turki yang menjadi asisten Fahri dan Misbah adalah teman Fahri sewaktu kuliah. Karakter wanitanya ada Sabina (Dewi Sandra) sebagai imigran gelap, Keira (Chelsea Islan) tetangga Fahri yang Islamophobia, dan Hulya (Tatjana Saphira) keponakan Aisha.
Di awal film saya merasakan interaksi dialog antar cast (pemain) terkesan kaku karena dialog disampaikan secara kurang natural. Misalnya karakter A berbicara, lalu B dengan segera menanggapi, tidak ada jeda antar dialog. Tapi seiring film berjalan, interaksi antar cast membaik dan kekakuan itu tidak lagi terlalu terasa.
Untuk peran, karakter cast di film ini terasa sangat hitam-putih atau sudah terbagi dengan jelas sisi baik-jahatnya. Selain itu bagian yang sangat menggangu saya adalah penggunaan bahasa yang dicampur aduk. Bahasa yang ada di film ini sangat banyak walau porsinya sedikit dan tanggung. Begini beberapa contohnya (hanya ilustrasi, bukan dialog aktual dalam film tsb):